Polusi Udara, Masalah Klasik yang Kini Ancam Dunia

Dulu, sekitar tahun 1998, ketika umur saya belum genap mencapai lima, sejuk dan segarnya udara selalu menyapa setiap kali nafas ditarik sedikit lebih dalam. Kota ini, Bandung memang terkenal akan kesejukan dan kesegaran udaranya. Pohon-pohon bagai sengaja rapi ditancapkan hiasi kanan-kiri jalan. Tetapi semua berubah setelah negara api menyerang milenium baru digaungkan. Dari tahun ke tahun semenjak itu geliat metropolitan mulai menunjukan tajinya, lahan-lahan hijau mulai disulap menjadi pemukiman dan jalan raya seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Tetapi di sini Bandung beruntung karena Pemerintah Daerah berperan aktif dalam menyediakan ruang hijau. Di sisi lain penggunaan kendaraan bermotor pun semakin ekstrim dan jumlah unitnya setiap tahun terus bertambah, jika dulu kendaraan bermotor hanya digunakan untuk perjalanan jauh, sekarang kendaraan juga digunakan untuk mencapai tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh. Hal ini berkombinasi dengan volume kendaraan yang semakin meningkat dan emisi gas buang yang dihasilkan tentu semakin banyak. Oleh karena itulah udara terasa tidak segar lagi seperti dahulu, asap kendaraan terasa memenuhi setiap sudut kota. Hal ini jelas membuat tingkat polusi udara meningkat.

Kemacetan

Bandung memang hanya contoh kecil, banyak kota-kota lain di Indonesia bahkan dunia yang menghadapi masalah serupa. Polusi udara di perkotaan memang masalah klasik, dan setiap tahunnya masalah ini akan semakin akut seiring dengan bertambahnya pabrik-pabrik dan penggunaan kendaraan bermotor. Polusi udara sangatlah berbahaya, karena bahayanya dapat bersifat global.

Saya menemukan sebuah fakta yang sangat mengejutkan di website VOA Indonesia dalam artikel Pakar Lingkungan Peringatkan Ancaman Polusi Udara Global Meningkat yang diterbitkan pada tanggal 5 Agustus 2012 yang menyebutkan bahwa para pakar lingkungan memperingatkan bahwa kandungan polutan di udara yang terus meningkat karena polusi di beberapa kawasan tertentu dapat menyebabkan orang sulit bernafas pada masa mendatang. Loh? Mengapa bisa?

Menurut Dr. Andrea Pozzer dari Lembaga Kimia Max Planck di Jerman hal ini dapat terjadi karena menurunnya kualitas udara. Penurunan kualitas udara ini dikarenakan ada lima power ranger polutan udara yang tercampur dalam udara yang biasa kita hirup, kelima penjahat udara itu adalah:

1. Sulfur Dioksida
2. Karbon Monoksida
3. Nitrogen Monoksida
4. Ozon
5. Zat Partikulat

Sebab Meningkatnya Volume Polutan

Ternodainya kualitas udara karena lima polutan tersebut bukanlah terjadi sekonyong-konyong. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkannya.

1. Kandungan sulfur dioksida dapat meningkat karena letusan gunung berapi. Sulfur dioksida juga dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung sulfur dan emisi gas buang kendaraan.

2. Karbon monoksida, polutan ini dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon. Ini dapat terjadi karena kurangnya oksigen dalam proses pembakaran. Hal ini dapat terjadi salah satunya di pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang mengakibatkan emisi gas buang yang dihasilkan mengandung karbon monoksida.

3. Sama seperti polutan sebelumnya, polutan ini juga banyak dihasilkan dari emisi gas buang hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Gas ini juga dihasilkan dari proses produksi pabrik pupuk dan asap rokok. Gas ini juga banyak dihasilkan dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Selain dari aktivitas manusia, gas ini juga dapat terbentuk dari proses alami, salah satunya dari aktivitas bakteri. Tetapi proses alami ini bukanlah sebuah masalah karena gas NO yang dihasilkan dari aktivitas bakteri ini tersebar secara merata yang menjadikan jumlahnya terhitung kecil. Mari kita bandingkan dengan terbentuknya gas NO karena aktivitas manusia yang terpusat di tempat-tempat tertentu, misalnya perkotaan dengan berbagai aktivitas pabrik dan transportasi yang mengakibatkan kandungan gas NO di udara semakin pekat dan pada akhirnya gas NO bereaksi dan bertransformasi menjadi gas yang lebih reaktif yaitu nitrogen dioksida.

4. Ozon, pada hakekatnya ozon adalah lapisan pelindung bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya jika masuk dalam intensitas yang tinggi. Lapisan ini berada pada atmosfer bumi, yaitu stratosfer. Tetapi karena pembakaran bahan bakar fosil dalam jumlah besar, ozon dapat terbentuk di lapisan atmosfer yang lebih dekat dengan permukaan bumi, yaitu stratosfer. Hal inilah yang menjadi masalah karena dapat berefek pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

5. Zat partikulat adalah sebuah zat yang ukuran besarnya kurang dari 2,5 mikrometer. Zat partikulat ini dapat dihasilkan dari alam, contohnya pada letusan gunung berapi. Zat partikulat juga dapat dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia. Contoh-contoh zat partikulat adalah debu, asap, kabut dan aerosol.

Efek dari Berbagai Polutan Tersebut

Kelima polutan tersebut tentu memiliki efek negatif, salah satunya pada kesehatan.

1. Kandungan sulfur dioksida yang terkandung di udara dapat berbahaya jika terhirup, sesak nafas dan gejala batuk yang disebabkan karena iritasi pada saluran nafas merupakan efek yang dapat terjadi.

2. Karbon monoksida, dampak dari polutan ini jika terhirup adalah dapat masuk ke dalam darah dan berikatan dengan haemoglobin dan jika gas ini terhisap ke dalam paru-paru, dampak dari gas ini adalah dapat menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh yang akhirnya dapat menyebabkan kekurangan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena karena karbon monoksida adalah gas yang lebih mudah diikat oleh haemoglobin jika dibandingkan dengan oksigen. Hal ini dapat memicu pusing, sesak nafas, muntah-muntah bahkan kehilangan kesadaran.

3. Udara yang mengandung gas nitrogen monoksida dalam batas normal memang relatif aman dan tidak berbahaya, tetapi jika gas ini dalam konsentrasi tinggi akan lain ceritanya, gangguan pada sistem saraf yang mengakibatkan kejang-kejang adalah salah satu efeknya.

4. Ozon, sejatinya gas ini adalah gas beracun, dan dampaknya jika terhisap akan dapat merusak paru-paru.

5. Zat-zat partikulat yang tercampur dengan udara dapat menyebabkan pernafasan kita terganggu dan terasa berat, contohnya adalah asap yang jika terhisap akan dapat membuat kita merasa sesak.

Emisi Gas Buang dan Kualitas Udara

Emisi Gas Buang Kendaraan

Kelima polutan yang telah saya sebutkan di atas semuanya dapat dihasilkan dari proses alam dan aktivitas manusia. Emisi gas buang yang merupakan produk sampingan dari kegiatan transportasi dan industri adalah salah satu penyumbang besar atas terciptanya polutan-polutan tersebut. Banyaknya polutan yang mencemari udara akan semikin bertambah volumenya seiring semakin banyaknya industri dan penggunaan kendaraan bermotor yang terus bertambah. Hal tersebut dapat berakibat semakin buruknya kualitas udara dan jika kita tidak melakukan langkah cepat untuk memperbaiki kualitas udara, apa yang dikatakan para ahli tentang orang akan sulit bernafas di masa datang seperti yang dilansir dalam artikel VOA tersebut pasti akan terjadi dan kita hanya tinggal menunggu waktunya.

Upaya Penanggulangan dan Preventif

Salah satu usaha nyata yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kualitas udara yang tercemar adalah dengan upaya penanaman pohon. Khususnya di perkotaan, misalkan di kanan-kiri jalan. Dalam hal ini kita dapat memulainya dengan menanam pohon di halaman maupun di jalan depan rumah kita.

Dan upaya preventif sebagai bentuk pencegahan semakin meningkatnya polusi udara yang dapat dilakukan adalah dengan memulainya dari hal sederhana yaitu dengan menggunakan kendaraan bermotor untuk perjalanan yang berjarak jauh saja. Dengan begitu emisi gas buang yang tercipta karena pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dapat berkurang. Selain itu jika kita lebih banyak berjalan kaki dan bersepeda bukankah itu dapat menyehatkan tubuh?

Sebenarnya banyak usaha yang dapat dilakukan untuk menekan dan menanggulangi polusi udara, tetapi bukankah dengan cara yang lebih rumit akan memakan biaya yang tidak sedikit?

Dan walaupun kita memulainya dengan sebuah langkah sederhana, asalkan kita serius dan melakukannya secara bersama, efeknya akan nyata terasa.

Bukankah perubahan besar dapat timbul dari perubahan-perubahan kecil?
Change!
Marilah kita memulai perubahan dari ruang lingkup terkecil yaitu diri sendiri, karena perubahan yang baik adalah perubahan yang dimulai dari diri sendiri.

Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia (Mahatma Gandhi).

Referensi dan sumber gambar: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Emisi_gas_buang

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida

http://www.dirgantara-lapan.or.id/jizonpolud/htm/ozon.html

http://komunikasi.um.ac.id/?p=776

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/dampak-pencemaran-nitrogen-oksida-nox-dan-pengaruhnya-terhadap-kesehatan/

About Ali Bachtiar

love rock and serenity!
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

33 Responses to Polusi Udara, Masalah Klasik yang Kini Ancam Dunia

  1. cinesta says:

    salah satu cara yang efektif adalah rela menggunakan angkutan umum atau nebeng sama temen ketimbang membawa kendaraan sendiri.. terbukti bisa mengurangi gas buang yang diproduksi dari 1 kendaraan bermotor.. just try , it works 🙂

  2. Ely Meyer says:

    ngeri lihat gambar di atas, pemandangan yg jarang kulihat di sini

    bayangkan saja andia satu pendudk menanam pohon apa saja di rumah mereka , akan ada berapa juta pohon di tanah air ya

    sayang kebiasaan menanam pohon belum membudaya di sana beda sama di kampungku sini yg hampir 50 % pendudukny ahobi berkebun, nggak perlu disuruh mereka sudah nanam nanam sendiri, berkali kali dalam setahun

  3. pena usang says:

    Mba beruntung masih dapat merasakan sejuknya udara, ditempat ane udara sudah semakin berat untuk dihirup, peran pemerintah daerah disini memang banyak, tapi tampaknya belum cukup karena belum ada timbal balik dari masyarakat.

    Alhasil tempat yg sejuk di Bandung hanya tersisa di daerah atas, padahal beberapa belas tahun ke belakang Bandung sangat sejuk, nah itu dia mba, hobi menanam penduduk di sini sudah banyak berkurang dibanding dulu, gaung metropolitan dan segala hingar bingarnya tampak lebih diminati 😦

  4. srierizky says:

    Betul Mas..
    Bandung sekarang bukan bandung yang dulu..
    Kenangan masa lalu saat bernapas dan karbondioksida keluar terlihat jelas asap mengepul dari mulut..
    Salah satu cara menurutku ,kebiasan menggnakan kendaraan berkendaraan dengan bermotor dengan bersepeda kayuh,Selain sehat untk lingkungan akan menjadi sehat pula untuk si pengendaranya.. 🙂

    • pena usang says:

      Wah, teteh teh urang Bandung? Sami atuh hehee, ya itulah, Bandung udah jauh sekali berubah. Tapi Alhamdulillah teh, sudah ada perkembangan jumlah orang pengguna sepeda, terlebih saat demam fixie mulai melanda, tapi yang jadi masalah jalur sepeda di jalan-jalan umum yang belum banyak,,

  5. Evi says:

    Para perencana kota sdh saatnya duduk bersama. mereka jangan lagi merancang kota yg ramah transportasi kendaraan bermotor. mereka harus merancang kota yg ramah thd sepeda

  6. pena usang says:

    Saya sangat setuju mba, selain itu para pejalan kaki pun harus dapat mendapatkan haknya. Dan setelah nanti semua terwujud, langkah selanjutnya adalah feedback dari kita untuk memulai menggunakan fasilitas yang telah dirancang.. Semoga dengan begitu polusi dapat ditekan

  7. cumakatakata says:

    tu gambar diatas bahan bakarnya apa ya sob?

  8. Pingback: Polusi Udara, Masalah Klasik yang Kini Ancam Dunia « Kontes Ngeblog VOA

  9. onesetia82 says:

    Alhamdulillah karena saya tinggal diwilayah pedesaan, jadi untuk sementara udaranya masih segar mas. Udara alami pegunungan …
    Mudah2an saja jika seandainya daerah saya kedepannya menjadi sebuah kota ramai dengan banyak kendaraan yg lalu lintas tapi polusi udara bisa dikendalikan … 🙂

    • pena usang says:

      Amiin, mudah2an mas. Karena jika begitu daerah anda berperan sebagai paru-paru pemroduksi udara segar, dan sangat penting bagi daerah lainnya. Wah, seger kayanya, Ane sangat rindu dengan udara alami pegunungan karena Dulu juga Bandung kurang lebih begitu

  10. jay boana says:

    selamat gan dapaet ipad yah

  11. violetcactus says:

    walau rumah saya bukan di perkotaan, efek parahnya udara yg terpolusi terasa juga. selain banyak pohon yg ditebang buat perluasan jalan atau keperluan lain, sawah2 kini banyak yg ditanami rumah. sayangnya area baru yg dibuka itu tidak dihijaukan secara maksimal.
    setuju dengan solusi2nya.. mulai dari diri sendiri, siapa tau menular..
    kalo belum bisa menanam pohon, mungkin karena keterbatasan lahan, bisa dimulai dengan menanam bunga.

    • pena usang says:

      Betul sekali mba, seiring pembangunan memang timbul juga efek-efek negatif yang menyertai jika pembangunannya tidak dilaksanakan secara bijak, iya segalanya memang harus dimulai dari diri sendiri. Iya mba, saya sangat setuju, penanaman bunga juga dapat dilakukan..

  12. syakhruddin says:

    Mari mencegah polusi udara dengan memulai menanam hari ini, jangan tunggu hari esok, demi anak cucu kita.

    • pena usang says:

      Iya betul sekali mas, mari memulai perubahan dari sekarang, mari kita wariskan dunia yang lebih baik untuk anak cucu. Jangan sampai “all that we destroy, they must build again”.

  13. Citra Taslim says:

    baru aja abis baca quote di akhir tulisan ini di goodreads. eh ada lagi di tulisan ini. =) =)

Leave a comment